Dino ajur berasal dari bahasa Jawa yaitu "dino" yang berarti hari dan "ajur" adalah berantakan. Jadi maksud dari dino ajur adalah hari yang buruk.
Penjelasan:Bahasa merupakan kemampuan yang dimiliki manusia untuk berinteraksi dengan manusia lainnya menggunakan tanda seperti kata dan gerakan. Adapun ilmu yang mempelajari tentang bahasa disebut dengan ilmu linguistik. Bahasa Jawa merupakan salah satu contoh bahasa yang digunakan oleh masyarakat di daerah Jawa Tengah, Jogja dan Jawa Timur. Secara garis besar bahasa setiap daerah tersebut sama, hanya beberapa logat dan penggunaan kata yang agak berbeda.
Didalam Bahasa Jawa digunakan beberapa tingkatan yang bertujuan untuk menjaga etika serta unggah ungguh (tata krama) didalam berkomunikasi dengan lawan bicara. Dimana, saat kita berbicara dengan orang yang lebih tua tentu berbeda dengan saat kita berbicara kepada teman atau orang yang lebih muda. Hal inilah tujuan dari adanya perbedaan tingkatan bahasa didalam Bahasa Jawa.
Adapun tingkatan bahasa yang dimaksud memiliki beberapa jenis, yaitu:
Merupakan bahasa yang tidak ada unsur krama dan biasanya digunakan saat berbicara dengan teman dekat dan orang yang lebih muda. Karena bahasanya yang cenderung kasar, bahasa ngoko tidak boleh digunakan untuk orang yang lebih tua.
Merupakan bahasa ngoko yang didalamnya ada sedikit unsur bahasa krama. Biasanya bahasa ini digunakan untuk teman yang baru dikenal, kakak atau orang tua yang memiliki pemahaman bebas akan aturan bahasa tata krama.
Merupakan bahasa yang menggunakan bahasa krama tetapi ada sedikit kata yang masih menggunakan bahasa ngoko. Biasanya bahasa ini digunakan untuk berbicara dengan kakek, nenek ataupun orang yang lebih tua. Bahasa ini merupakan bahasa keseharian yang paling halus dan sering digunakan masyarakat Jawa.
Merupakan bahasa yang menggunakan bahasa krama semua tanpa adanya bahasa ngoko sama sekali. Karena bahasanya yang sulit dan tingkatannya yang tinggi, krama alus jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kalaupun untuk berbicara kepada orang tua, hanya sebagian orang saja yang menggunakan bahasa ini. Krama alus lebih sering digunakan pada saat acara resmi masyarakat Jawa, seperti acara syukuran, pernikahan, acara di keraton, dll. Pada zaman dulu, bahasa krama alus digunakan hanya untuk para raja dan orang-orang yang memiliki derajat atau kekuasaan tinggi. Saat ini, para abdi dalem di daerah Keraton Jogjakarta dan Surakarta masih menggunakan bahasa ini.
Untuk lebih memahami tingkatan bahasa diatas, mari kita lihat contoh berikut ini:
- Bapak sek mangan karo Bapak ning omah.
- Aku lagi nedho kale Bapak ning omah.
- Kulo taseh dhahar kale Bapak ten griyo.
- Kulo taseh dhaharipun kaliyan Romo wonten ing dalem.
Pelajari lebih lanjut
1. Materi tentang contoh krama lugu https://brainly.co.id/tugas/809432
2. Materi tentang contoh krama alus https://brainly.co.id/tugas/1112469
3. Materi tentang contoh ngoko alus https://brainly.co.id/tugas/743010
Detail jawaban
Kelas : SD
Mapel : Bahasa Jawa
Bab : Tingkatan Bahasa - Ngoko, Ngoko Lugu, Krama Lugu dan Krama Alus
Kode :
#AyoBelajar