1. HartanyaDalam hal ini bukan memilih seorang wanita atau laki-laki yang kaya raya tapi memilih pasangan yang memang setara dalam segi hartanya, kedudukan sosialnya karena tidak dipungkiri banyak pernikahan tidak langgeng karena perbedaan ini.Maka dalam hal ini lebih baiknya kita memilih pasangan itu yang setara dengan kita jangan memilih yang lebih dari kita takutnya pernikahan yang seharusnya menjadi lebih baik tapi malah berantakan disebabkan karena hal ini.2. Nasab atau silsilah keturunannyaSeorang wanita dan laki-laki alangkah pasangan yang kita pilih itu memiliki nasab yang baik sebab jika memiliki nasab yang baik itu secara tidak langsung akan mempunya perilaku yang baik juga.Maksud nasab disini melihat keturunan seorang dilihat dari keturunan sang ayah dan keturunan ibunya juga , kake dan neneknya bahkan sampai sampai kepada buyutnya dan seterusnya.3. Kecantikan dan kegantengannyaMaksudnya memilih disini seorang wanita akan menyenangkan hati seorang laki-laki saat di pandang, dan menjaga pandangan sang suami kepada wanita lainnyam begitu juga sebaliknya untuk seorang laki-laki.4. AgamanyaDari ketiga di atas hal yang paling bagus dan utama dalam memilih seorang pasangan yaitu di lihat dari agamanya sebab agama adalah hal yang paling utama dalam memilih pasangan hidup.Karena agama akan menjadi petunjuk bagi setiap orang karean isi dari agama itu aturan yang dituangkan dalam alquran dan hadis.
PERJUANGAN SUNAN MAULANA MALIK IBRAHIM DALAM BERDAKWAH
Maulana Malik Ibrahim merupakan salah satu dari sembilan wali (Walisongo) yang menyebarkan Islam di Nusantara. Namun, Maulana Malik Ibrahim disebut-sebut termasuk orang pertama yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa.
Maulana Malik Ibrahim mendapat pendidikan agama Islam dari ayahnya. Kemudian pada abad ke-XIII Masehi (801 Hijriyah) ia ditugaskan berdakwah ke Asia Tenggara oleh ayahnya. Setelah melewati rintang yang ada, Maulana Malik Ibrahim sampai di Pelabuhan Gresik yang kala itu adalah salah satu yang terbesar di Asia Tenggara.
Maulana Malik Ibrahim memilih desa Leran di Gresik untuk memulai dakwahnya. Pada 1392 Masehi (801 Hijriyah) ia mulai menyebarkan agama Islam.
Selain berdakwah, ia juga berniaga dengan membuka toko di desa Romo. Ia mempelajari bahasa daerah dengan cara menjajakan barang dagangannya. Kabarnya, ia disegani karena sering dijadikan penengah untuk mendamaikan warga yang berkonflik. Maka dengan itu, masyarakat pun memeluk agama Islam.