Jawaban:
Bentuk-bentuk Folklore
1. Folklore Lisan
Merupakan folklore yang bentuknya asli secara lisan yang terdiri dari: puisi populer seperti sajak. Contoh: gula berlian klethik diamante (isih cilik sing prasaja).
2. Folklore Sebagian Lisan
Ini adalah cerita rakyat yang bentuknya terdiri dari campuran unsur-unsur verbal dan non-verbal, seperti: permainan populer, kepercayaan populer (takhayul), kostum, tarian rakyat, festival rakyat dan lain-lain.
3. Folklore Bukan Lisan (non verbal folklore)
Itu adalah cerita rakyat yang bentuknya tidak verbal. Contohnya adalah arsitektur populer (bentuk Joglo, Minangkabau, Limasan, Toraja, dll.), Kerajinan tangan, pakaian dan perhiasan dan lainnya. Sesuai dengan daerah masing-masing.
Jenis-jenis Folklore
1. Mitos
Mitos adalah hal mistis yang diyakini sebagai sekelompok orang yang berevolusi di suatu daerah.
2. Legenda
Legenda adalah prosa atau cerita rakyat yang telah berkembang di suatu daerah.
3. Dongeng
Dongeng adalah kisah orang-orang yang mengandung nilai-nilai moral kehidupan. Biasanya, orang tua memberi tahu anak-anak mereka dongeng seperti lagu pengantar tidur.
4. Nyanyian Rakyat
Nyanyian Rakyat adalah bentuk cerita rakyat yang terdiri dari lirik dan lagu
5. Upacara
Upacara adalah cara untuk memberikan penghormatan kepada leluhur, tempat, dan beberapa peristiwa yang telah terjadi di masa lalu yang telah dihormati sampai sekarang.
Ciri-ciri Folklore
Untuk membedakan antara Folkloret dan budaya lain, kita perlu mengetahui ciri-ciri utama Folklore. Folklore memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1.Penyebaran dan keturunan biasanya dilakukan secara lisan dari generasi ke generasi.
2.Bersifat tradisional, yang didistribusikan dalam bentuk yang relatif padat atau dalam bentuk standar.
3.Dikembangkan dalam versi yang berbeda. Ini karena distribusi oralnya sehingga cerita rakyat sedikit berubah. Bentuk dasar dipertahankan.
4.Anonim, artinya penulis tidak lagi dikenal.
5.Biasanya memiliki bentuk berbentuk. Kata pengantar misalnya. Setelah kisah Sahibil (menurut pemilik cerita) atau bahasa Jawa, misalnya dimulai dengan frasa anuju sawijing dina (satu hari).
Fungsi Folklore
Adapun fungsi folklore, yaitu sebagai berikut:
Sebagai sistem proyeksi, sebagai sarana untuk mencerminkan imajinasi kolektif.
Sebagai sarana untuk meratifikasi lembaga dan institusi budaya.
Sebagai alat pendidikan untuk anak-anak.
Sebagai instrumen kekuatan dan kontrol, sehingga norma-norma masyarakat selalu dihormati oleh anggota kolektif mereka.
Penjelasan:
maaf kalo salah
( di rangkum aja yah)